Setiap anak memiliki kemampuan dan bakatnya masing-masing. Mereka berhak untuk mengembangkan setiap bakat dan kemampuannya tersebut. Dalam proses perkembangannya, terdapat anak yang dapat dengan mudah berkembang dan meningkat kemampuannya. namun ada pula anak yang berkembang secara perlahan. Oleh karena itu, anak membutuhkan peran dari orangtua dan orang-orang disekelilingnya yang mendukung.
Pada kenyataannya, tidak semua anak memperoleh dukungan dari orangtua. Ini disebabkan orangtua yang tidak mampu mengenali bakat anaknya atau memaksa anak untuk mengembangkan kemampuan lain di luar kemampuan yang dimilikinya. Dalam keadaan demikian, anak membutuhkan peran serta oranglain untuk dapat memahami dan men-support.
Berikut ini diberikan contoh salah satu permasalahan perkembangan bakat anak dalam bentuk drama.
Drama ini saya buat bersama dengan partner saya (Dettyani) dalam memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
Narator :
Tokoh dan karakter :
1.
Anak : Berbakat dalam menyanyi namun kurang dalam
pelajaran berhitung
2.
Ibu : terlalu keras dalam mendidik anaknya.
Dan tidak mendukung perkembangan bakat anaknya
3.
Bapak : sayang dan mendukung anaknya. Namun terlalu
sibuk dengan pekerjaan.
4.
Guru : Memperhatikan perkembangan setiap peserta
didiknya. Sabar dan evaluative dalam mendidik.
(Di rumah, Detty membunyikan tape dan
bernyanyi-nyanyi di kamarnya)
Detty :
Ku pandang langit, penuh bintang bertaburan…..
Mama :Detty………
matikan tapenya dan segera belajar!!! Jangan sampai mama mengulang pertintah
mama lagi! Ingat, kamu itu sudah kelas 6 dan mau ujian!
Detty : iya mama………..
(akhirnya detty kembali menunduk di meja
belajarnya. Dengan raut muka sedih, karena merasa setiap kali baru menyalakan
tape dan bernyanyi, mamanya yang mengetahui langsung meminta untuk mematikan
tape dan segera belajar. Meskipun baru saja selesai belajar).
(kemudian, mamanya menengok Detty di
kamarnya)
Mama :
(sambil tersenyum) nah, begitu donk nak, kamu itu harus pandai, harus bisa jadi
Badan Intelligent Negara!
Detty :
kenapa harus jadi seperti itu ma? Detty
kan senang musik dan menyanyi juga. Detty ingin menjadi penyanyi yang terkenal
bahkan sampai go Internasional seperti yang ibu guru ceritakan.
Mama :
Sudahlah, tidak usah menjadi seorang penyanyi. Tidak menjamin! Sekarang tidur,
ingat besok ada ulangan matematika!
(Hari di sekolah, saat pembagian hasil
ulangan Matematika)
Guru :
Detty…
Detty :
saya Bu (kemudian maju mengambil hasil ulangan)
Guru :
Ini hasil ulangan kamu nak (sambil menyerahkan lembar hasil ulangan)
Detty :
terimakasih Bu (menerima sambil menunduk)
Guru :
Nak, nanti sepulang sekolah, temui Ibu di Ruang Guru ya (meminta sambil
tersenyum dengan ramah)
Detty :
baik Bu (kemudian kembali ke tempat duduk)
Akhirnya jam pelajaran pun usai, dan
Detty menemui Bu A di ruang guru
Detty :
Assalamu’alaikum (sambil mengetuk pintu)
Guru :
Wa’alaikumsalam, mari nak masuk. Duduklah dekat Ibu.
Detty :
iya Bu… (Detty duduk di sebelah bu A)
Guru :
Nak Detty, sebentar lagi kelas 6 akan melaksanakan ujian. Untuk nilai
matematika nak Detty, masih perlu untuk ditingkatkan. Tidak hanya matematika,
pelajaran yang lain juga. Nak Detty harus bisa berhasil dalam ujian. Apakah ada
kesulitan atau masalah?
Detty :
Sebenarnya ada Bu, Detty sudah berusaha belajar, namun terlalu sulit, karena di
rumah Ibu tak mau membantu dan mendukung. Ketika detty bisa menikmati belajar
sambil membunyikan musik atau sekedar bernyanyi, Ibu marah dan meminta Detty
untuk diam.
Guru :
kalau memang begitu, Detty bisa belajar dengan Ibu kalau Detty memang mau. Ibu mengerti, Detty harus bisa
sukses juga di sekolah, lebih dekat Ibu yakin Detty bisa sukses di ujian nanti,
seperti harapan Detty dan Ibu juga, Detty sukses di bidang seni Menyanyi yang
Detty miliki.
Detty :
Terimakasih Ibu sudah mau mengerti dan membantu Detty.
Setelah Detty memperoleh nasehat dari
gurunya, ia lebih semangat dalam belajar. Ketika ia tidak bisa menyanyi di
rumah, ia selalu berkunjung ke rumah Gurunya. Untuk belajar materi ujian,
sekaligus belajar menanyi, karena tidak diragukan lagi, bu A juga seorang guru
yang menjadi guru menyanyinya. Tentunya hal ini menjadi rahasia dari mama
Detty.
(Ayah Detty pulang pada malam saat Detty
mempersiapkan ujian untuk besok pagi, dan ditemuinya Detty di kamarnya saat
belajar sambil mendengarkan musik)
Detty : Bapak??? Assalamu’alaikum?
(kaget, melihat bapaknya sudah di pintu kamar, segera menghampiri dan mencium
tangan Bapaknya)
Bapak :
Wa’alaikumsalam putri Bapak yang pinter!!! Siap untuk ujian besok?
Detty :
Siap! (sambil bergaya hormat kepada bapaknya). Tapi, Bapak harus bantu Detty
untuk belajar!
Bapak :
Siap komandan kecil (gaya Bapaknya tidak kalah membalas gaya anaknya yang tadi
ditunjukkan kepadanya)
Tiba-tiba mama Detty menyusul ke kamar
sambil menunjukkan muka tidak senang
Mama :
Detty, kalau belajar itu musik dimatikan. Bagaimana mau jadi orang sukses kalau
menyanyi terus, belajar juga menyanyi, nanti belajarnya tidak beres-beres.
Bapak ini juga kok membiarkan saja!
Detty :
iya mama (kata itulah yang selalu Detty ucapkan pada Ibunya)
Bapak :
sudahlah ma, terserah Detty saja..
Mama :
Bapak ini! Ya sudah, pokoknya Detty harus sukses ujian! Belajar yang rajin!
(kemudian pergi ke dapur untu membuatkan minuman Bapak dan Detty melanjutkan
belajarnya dengan Bapak)
Setelah merasa cukup belajar, kemudian
Bapak meminta Detty untuk tidur dan istirahat.
Hari pengumuman dan pelepasan kelas 6
dihadiri oleh kepala sekolah dan guru, serta seluruh murid kelas 6 beserta
orang tua.
Guru :
juara 1-3 untuk hasil ujian telah diumumkan, namun perlu bapak ibu hadirin
ketahui, ada satu penghargaan lagi kepada siswi kelas 6. Anak ini tidak hanya
pandai dan semangat dalam belajar, meskipun seringkali gagal dalam mengikuti
latiahan ujian, namun bisa lulus dengan cukup membanggakan. Dan satu yang patut
kita banggakan, siswi ini telah membuat harum nama sekolah kita dalam bidang
seni suara karena telah menjadi juara sampai tingkat provinsi. Kita sambut
Detty bersama dengan orangtuanya.
Orang tua Detty banyak mendapat ucapan selamat,
tak terkecuali ucapan dari kepala sekolah. Mama Detty merasa selama ini telah
salah karena terlalu mengekang anaknya. Akhirnya orangtua Detty sadar, dan
mendukung bakat Detty, serta terus mendampingi dalam belajar.
Drama tersebut hanya salah satu contoh gambaran permasalahan yang dihadapi oleh anak dalam masa perkembangnnya. Berdasarkan gambaran tersebut, diharapkan para orangtua mampu mengenali dan mendukung bakat atau kemampuan yang dimiliki oleh anak-anaknya. Sehingga bakat dan kemampuan anak dapat berkembang optimal.